Jumat, 04 April 2014

KLASIFIKASI TUMBUHAN

1.      PENJELASAN MENGENAI APG III
 Sistem klasifikasi APG III merupakan sistem klasifikasi untuk tumbuhan berbunga yang dirilis pada bulan Oktober 2009 oleh Kelompok Filogeni Tumbuhan Berbunga (Angiosperm Phylogeny Group, APG) dalam berkala Botanical Journal of the Linnean Society, enam tahun setelah pendahulunya, sistem klasifikasi APG II, terbit. Pada bulan yang sama, para anggota Linnean Society, organisasi para pakar taksonomi, mengajukan klasifikasi filogenetik formal untuk semua Embryophyta (tumbuhan darat) untuk mendampingi sistem klasifikasi APG III. Pengajuan ini dianggap mendesak karena para ahli botani dan fikologi (ilmu tentang alga) masih berdebat tentang posisi taksonomisuatu kelompok/klad tumbuhan.

Pemerian
Sistem APG III menerima seluruh ordo yang dipaparkan pada sistem sebelumnya (APG II) dan menambah 14 ordo baru. Ke-14 ordo baru yang diakui adalah:
Amborellales, Nymphaeales, Chloranthales, Petrosaviales, Trochodendrales, Buxales, Vitales, Zygophyllales, Picramniales, Huerteales, Berberidopsidales, Escalloniales, Bruniales, dan Paracryphiales.
Dalam sistem ini dihapuskan "suku dalam kurung" (suku/familia yang disebutkan dalam tanda kurung untuk dipakai sebagai alternatif) karena tidak populer digunakan. Sistem APG III mengakui 415 suku, berkurang 42 dari sistem sebelumnya. Empat puluh empat dari 55 "suku dalam tanda kurung" dihapuskan. Lebih jauh lagi, 18 suku juga tidak dipakai lagi.

Berikut adalah suku-suku yang tidak dipakai lagi:
Illiciaceae, Alliaceae, Agapanthaceae, Agavaceae, Aphyllanthaceae, Hesperocallidaceae, Hyacinthaceae, Laxmanniaceae, Ruscaceae, Themidaceae, Asphodelaceae, Hemerocallidaceae, Kingdoniaceae, Fumariaceae, Pteridophyllaceae, Didymelaceae, Tetracentraceae, Pterostemonaceae, Hypseocharitaceae, Francoaceae, Memecylaceae, Lepuropetalaceae, Rhoipteleaceae, Medusagynaceae, Quiinaceae, Malesherbiaceae, Turneraceae, Bretschneideraceae, Diegodendraceae, Cochlospermaceae, Peganaceae, Tetradiclidaceae, Nyssaceae, Ternstroemiaceae, Pellicieraceae, Aucubaceae, Donatiaceae, Lobeliaceae, Desfontainiaceae, Diervillaceae, Dipsacaceae, Linnaeaceae, Morinaceae, dan Valerianaceae.

Suku-suku yang tidak dilanjutkan lagi penggunaannya:
Limnocharitaceae, Luzuriagaceae, Sparganiaceae, Ledocarpaceae, Heteropyxidaceae, Psiloxylaceae, Oliniaceae, Rhynchocalycaceae, Parnassiaceae, Maesaceae, Myrsinaceae, Theophrastaceae, Eremosynaceae, Polyosmaceae, Tribelaceae, Aralidiaceae, Mackinlayaceae, dan Melanophyllaceae.
Terdapat 20 suku baru yang ditambahkan ke dalam sistem APG III yang sebelumnya tidak ada dalam sistem sebelumnya, beberapa suku dipindahkan ke takson lain. Berikut adalah suku-suku yang ditambahkan:
Petermanniaceae, Schoepfiaceae, Limeaceae, Lophiocarpaceae, Montiaceae, Talinaceae, Anacampserotaceae, Centroplacaceae, Calophyllaceae, Guamatelaceae, Gerrardinaceae, Dipentodontaceae, Capparidaceae, Cleomaceae, Cytinaceae, Mitrastemonaceae, Metteniusaceae, Linderniaceae, Thomandersiaceae, dan Quintiniaceae.
Dengan berbagai modifikasi yang dilakukan, tinggal 10 (dari sebelumnya 39) suku yang belum ditempatkan dalam suatu ordo tertentu. Apodanthaceae dan Cynomoriaceae ditempatkan di bawah tumbuhan berbunga, incertae sedis, tanpa dijelaskan termasuk ke dalam kelompok apa. Kedelapan suku sisanya ditempatkan ke dalam suatu kelompok, incertae sedis, tanpa dijelaskan termasuk ke dalam ordo apa. Mereka adalah Dasypogonaceae, Sabiaceae, Dilleniaceae, Icacinaceae, Metteniusaceae, Oncothecaceae, Vahliaceae, dan Boraginaceae.
Cakupan (circumscriptum) suku Icacinaceae tetap masih meragukan. Beberapa genus masih dipertahankan sementara di dalamnya, hingga kajian lebih lanjut dapat memutuskan posisi mereka yang terbaik.

Tiga genus: Gumillea, Nicobariodendron, dan Petenaea tidak ditempatkan di bawah satu kelompok apa pun (incertae sedis). Gumillea sudah diposisikan demikian dalam sistem APG II. Nicobariodendron dan Petenaea ditambahkan ke dalam sistem ini (Biosmart, 2013)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar