Jumat, 04 April 2014

LANDASAN PEDAGOGIS DAN LANDASAN RELIGIUS BIMBINGAN DAN KONSELING


A.    LANDASAN PEDAGOGIS
Bimbingan dan konseling identik dengan pendidikan artinya ketika seseorang melakukan praktik pelayanan bimbingan dan konseling berarti ia sedang mendidik, sebaliknya apabila seseorang melakukan praktik pendidikan (mendidik) berarti ia sedang memberikan bimbingan. Pendidikan itu merupakan salah satu lembaga sosial yang universal dan berfungsi sebagai sarana reproduksi sosial ( Budi Santoso, 1992).
  1. Pendidikan sebagai upaya pengembangan Individu: Bimbingan merupakan bentuk upaya pendidikan.
Pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia. Seorang bagi manusia hanya akan dapat menjadi manusia sesuai dengan tuntutan budaya hanya melalui pendidikan. Tanpa pendidikan, bagi manusia yang telah lahir itu tidak akan mampu memperkembangkan dimensi keindividualannya, kesosialisasinya, kesosilaanya dan keberagamaanya. Undang-Undang No. 2 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menetapkan pengertian pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Pendidikan dapat diartikan sebagai upaya membudayakan manusia muda. Upaya pembudayaan ini meliputi pada garis besarnya penyiapan manusia muda menguasai alam lingkungannya, memahami dan melaksanakan nilai-nilai dan norma yang berlaku, melakukan peranan yang sesuai, menyelenggarakan kehidupan yang layak, dan meneruskan kehidupan generasi orang tua mereka. Untuk tugas-tugas masa depan mereka itu, melalui proses pendidikan manusia mudah memperkembangkan diri dan sekaligus mempersiapakan diri dengan potensi yang ada pada diri mereka dan prasarana serta sarana-sarana yang tersedia.
Dalam pengertian pendidikan tersebut, secara eksplisit, disebutkan bimbingan sebagai salah satu bentuk upaya pendidikan. Oleh karena itu segenap pembicaraan tentang bimbingan dan konseling tidak boleh lepas dari pengertian pendidikan yang telah dirumuskan secara praktis, dengan demikian dalam pelayanan bimbingan dan konseling harus terkandung komponen-komponen tersebut, yaitu :
o    Merupakan usaha sadar.
o    Menyiapkan peserta didik (klien)
o    Untuk perannya dimasa yang akan datang.

Bimbingan dan konseling menyediakan unsure-unsur diluar individu yang dapat dipergunakannya untuk mengembangkan diri. Untuk dapat berkembang dengan baik dan mandiri, setiap individu memerlukan pengetahuan dan keterampilan, jasmani dan rohani yang sehat, serta kemampuan penerapan nilai dan norma-norma hidup kemasyarakatan

  1. Pendidikan sebagai inti Proses Bimbingan Konseling.
Bimbingan dan konseling mengembangkan proses belajar yang dijalani oleh klien-kliennya. Kesadaran ini telah tampil sejak pengembangan gerakan Bimbingan dan Konseling secara meluas di Amerika Serikat . pada tahun 1953, Gistod telah menegaskan Bahwa Bimbingan dan Konseling adalah proses yang berorientasi pada belajar, belajar untuk memahami lebih jauh tentang diri sendiri, belajar untuk mengembangkan dan merupakan secara efektif berbagai pemahaman.. (dalam Belkin, 1975). Lebih jauh, Nugent (1981) mengemukakan bahwa dalam konseling klien mempelajari ketrampilan dalam pengambilan keputusan. Pemecahan masalah, tingkah laku, tindakan, serta sikap-sikap baru . Dengan belajar itulah klien memperoleh berbagai hal yang baru bagi dirinya; dengan memperoleh hal-hal baru itulah klien berkembang.
  1. Pendidikan lebih lanjut sebagai inti tujuan Bimbingan tujuan dan konseling.
Tujuan Bimbingan dan Konseling disamping memperkuat tujuan-tujuan pendidikan, juga menunjang proses pendidikan pada umumnya. Hal itu dapat dimengerti karena program-program bimbingan dan konseling meliputi aspek-aspek tugas perkembangan individu, khususnya yang menyangkut kawasan kematangan pendidikan karier, Kematangan personal dan emosional, serta kematangan sosial, semuanya untuk peserta didik pada jenjang pendidikan dasar (SD dan SLTP) dan pendidikan menengah (Borders dan Drury, 1992). Hasil-hasil bimbingan dan konseling pada kawasan itu menunjang keberhasilan pendidikan pada umumnya.

B.     LANDASAN RELIGIUS
Dalam landasan religius BK diperlukan penekanan pada 3 hal pokok:
1) Keyakinan bahwa mnusia dan seluruh alam adalah mahluk Tuhan.
2) Sikap yang mendorong perkembangan dan perikehidupan manusia berjalan kearah dan sesuai dengan kaidah-kaidah agama.
3) Upaya yang memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya secara optimal suasana dan perangkat budaya serta kemasyarakatan yang sesuai dengan kaidah-kaidah agama untuk membentuk perkembangan dan pemecahan masalah individu.

Landasan Religius berkenaan dengan :

1.      Manusia sebagai Mahluk Tuhan
Manusia adalah mahluk Tuhan yang memiliki sisi-sisi kemanusiaan. Sisi-sisi kemanusiaan tersebut tidak boleh dibiarkan agar tidak mengarah pada hal-hal negatif. Perlu adanya bimbingan yang akan mengarahkan sisi-sisi kemanusiaan tersebut pada hal-hal positif. Manusia di muka bumi ini sebagai khalifah atau pemimpin. Terutama dalam memimpin dirinya sendiri. Tuhan yang Maha Pemurah memberikan segenap kemampuan potensial kepada manusia, yaitu kemampuan yang mengarah pada hubungan manusia dengan Tuhannya dan yang mengarah pada hubungan manusia dengan sesama manusia dan dunianya. Penerapan segenap kemampuan potensial itu secara langsung berkaitan dengan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Wujud ketakwaan manusia pada Tuhan hendaklah seimbang dan lengkap. Landasan religious bagi layanan bimbingan dan konseling ditekankan pada tiga hal pokok, yaitu:
·         Keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam semesta adalah makhluk Tuhan
·          Sikap yang mendorong perkembangan dan perikehidupan manusia berjalan ke arah dan sesuai dengan kaidah-kaidah agama, dan
·          Upaya yang memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya secara optimal suasana dan perangkat budaya (termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi) serta kemasyarakatan yang sesuai dan meneguhkan kehidupan beragama untuk membantu perkembangan dan pemecahan masalah individu

  1. Sikap Keberagamaan
Agama yang menyeimbangkan antara kehidupan dunia dan akhirat menjadi isi dari sikap keberagamaan. Sikap keberagamaan tersebut pertama difokuskan pada agama itu sendiri, agama harus dipandang sebagai pedoman penting dalam hidup, nilai-nilainya harus diresapi dan diamalkan. Kedua, menyikapi peningkatan iptek sebagai upaya lanjut dari penyeimbang kehidupan dunia dan akhirat.

  1. Peranan Agama
Pemanfaatan unsur-unsur agama hendaknya dilakukan secara wajar, tidak dipaksakan dan tepat menempatkan klien sebagai seorang yang bebas dan berhak mengambil keputusan sendiri sehingga agama dapat berperan positif dalam konseling yang dilakukan agama sebagai pedoman hidup ia memiliki fungsi :
                                               i.            Memelihara fitrah
                                             ii.            Memelihara jiwa
                                           iii.            Memelihara akal
                                           iv.            Memelihara keturunan
Upaya yang memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya secara optimal suasana dan perangkat budaya (termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi) serta kemasyarakatan yang sesuai dan meneguhkan kehidupan beragama untuk membantu perkembangan dan pemecahan masalah individu. Upaya pemuliaan kemanusiaan manusia mendapatkan tempat yang amat penting dan strategis. UU dan tujuan pendidikan menempatkan agama dalam bab tersendiri. Berkaitan dengan semua itu, dalam BK juga diperankan kaidah-kaidah agama.
Landasan religius dalam BK pada umumnya ingin menetapkan klien sebagai makhluk Tuhan dengan segenap kemuliaan kemanusiaannya menjadi focus netral upaya bimbingan konseling. Karena di dalam masyarakat, agama itu banyak macamnya. Maka, konselor harus dengan sangat hati-hati dan bijaksana menerapkan landasa religius itu terhadap klien yang berlatar belakang agama yang berbeda.


DAFTAR PUSTAKA
Amti E. &Prayitno. 1994. Dasar-DasarBimbingandanKonseling. Jakarta: RinekaCipta
Mugiarso H., dkk. 2009. BimbingandanKonseling. Semarang: UNNES PRESS
http://rizkysulistyoamilia.blogspot.com/2013/04/landasan-bimbingan-konseling.html

1 komentar:

  1. The King Casino - Herzaman in the Aztec City
    The King Casino deccasino in Aztec mens titanium wedding bands City is the place where you can find and herzamanindir.com/ play for real, 출장안마 real money. Enjoy a https://tricktactoe.com/ memorable stay at this one-of-a-kind casino

    BalasHapus